laporan praktikum
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
PERCOBAAN VIII
REAKSI REDOKS
NAMA : KHARIS ISNAIN
NO. STAMBUK : F1CI 00 044
PROG. STUDI : KIMIA
JURUSAN : KIMIA
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN : AAT ISNAIN
LABORATORIUM UNIT KIMIA
UPT. LABORATORIUM DASAR
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2000
REAKSI REDOKS
A. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah mengikuti percobaan ini diharapkan dapat mempelajari beberapa reaksi redoks.
B. KAJIAN TEORI
Reaksi kimia adalah suatu reaksi antara senyawa kimia atau unsur kimia yang melibatkan perubahan struktur dari molekul, yang umumnya berkaitan dengan pembentukan dan pemutusan ikatan kimia. Dalam suatu reaksi kimia terjadi proses ikatan kimia, di mana atom zat mula-mula (edukte) bereaksi menghasilkan hasil (produk). Berlangsungnya proses ini dapat memerlukan energi (reaksi endotermal) atau melepaskan energi (reaksi eksotermal).
Ciri – ciri reaksi kimia :
– Terbentuknya endapan
– Terbentuknya gas
– Terjadinya perubahan warna
– Terjadinya perubahan suhu atau temperatur
Redoks sering dihubungkan dengan terjadinya perubahan warna lebih sering dari pada yang diamati dalam reaksi asam-basa. Reaksi redoks melibatkan pertukaran elektron dan selalu terjadi perubahan bilangan oksidasi dari dua atau lebih unsur dari reaksi kimia. Persamaan reaksi redoks agak lebih sulit ditulis dan dikembangkan dari persamaan reaksi biasa yang lainnya karena jumlah zat yang dipertukarkan dalam reaksi redoks sering kali lebih dari satu. Sama halnya dengan persamaan reaksi lain, persamaan reaksi redoks harus disetimbangkan dari segi muatan dan materi, penyeimbangan materi biasanya dapat dilakukan dengan mudah sedangkan penyeimbangan muatan agak sulit. Karena itu perhatian harus dicurahkan pada penyeimbangan muatan. Muatan berguna untuk menentukan faktor stoikiometri. Menurut batasan umum reaksi redoks adalah suatu proses serah terima elektron antara dua system redoks (Rivai, 1995).
Dalam sejarahnya istilah oksidasi diterapkan untuk proses-proses dimana oksigen diambil oleh suatu zat. Maka reduksi dianggap sebagai proses dimana oksigen diambil dari dalam suatu zat. Kemudian penangkapan hidrogen juga disebut reduksi, sehingga kehilangan hidrogen harus disebut oksidasi. Sekali lagi reaksi-reaksi lain dimana baik oksigen maupun hidrogen tidak ambil bagian belum dapat dikeolmpokkan sebagai oksidasi atau reduksi sebelum didefinisikan oksidasi dan reduksi yang paling umum, yang didasarkan pada pelepasan dan pengambilan elektron. Dengan melihat contoh-contoh reaksi dari reaksi redoks , dapat ditarik kesimpulan umum dan dapatlah didefinisikan okdidasi dan reduksi dengan cara berikut. Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatka hilangnya satu elektron atau lebih dari dalam zat (atom, ion atau molekul). Bila suatu unsur dioksidasi, keadaan oksidasinya berubah ke harga yang lebih positif. Suatu zat pengoksidasi adalah yang memperoleh elektron, dan dalam proses itu zat itu direduksi. Definisi oksidasi ini sangat umum, karena itu berlaku juga untuk proses dalam zat padat, lelehan maupun gas. Sedangkan reduksi sebaliknya adalah suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya satu elektron atau lebih zat (atom, ion atau molekul). Bila suatu unsur direduksi, keadaan oksidasi berubah menjadi lebih negatif (kurang positif). Jadi, suatu zat pereduksi adalah zat yang kehilangan elektron, dalam proses itu zat ini dioksidasi. Definisi reduksi ini juga sangat umum dan berlaku juga untuk proses dalam zat padat, leleham maupun gas (Shevla,1979).
Partikel (unsur, ion, atau senyawa) yang dapat mengokdidasi partkel lain disebut pengoksidasi, tetapi ia sendiri tereduksi. Sebaliknya partikel yang mereduksi partikel lain disebut pereduksi, tetapi ia sendiri teroksidasi. Reaksi redoks dapat terjadi bila suatu pengoksidasi bercampur dengan zat lain yang dapat teroksidasi, atau perediksi bercampur dengan zat yang dapat tereduksi. Dari perubahan masing-masing dapat ditetukan pereaksi dengan hasil reaksi beserta koefisiennya masing-masing (Syukri,1999).
Redoks adalah reaksi kimia yang disertai perubahan bilangan oksidasi. Setiap reaksi redoks terdiri atas reaksi-reaksi reduksi dan reaksi oksidasi. Reaksi oksidasi adalah reaksi kimia yang ditandai kenaikan bilangan oksidasi. Sedangkan reaksi reduksi adalah reaksi kimia yang ditandai penurunan bilangan bilangan oksidasi. Bilangan oksidasi didefinisikan sebagai muatan yang dimiliki suatu atom jika seandainya elektron diberikan kepada atom yang lain yang keelektronegatifannya lebih besar. Jika kedua atom diberikan maka atom yang keelektronegatifannya lebih kecil lebih positif sedangkan atom yang keelektronegatifannya lebih besar memiliki bilangan oksidasi negatif (Dogra, 1998).
Perubahan penting yang terjadi dalam suatu reaksi reduksi-oksidasi paling mudah terlihat dengan cara memisahkan reaksi reaksi keseluruhan ke dalam dua setengah reaksi. Dalam setengah-reaksi oksidasi atom-atom tertentu mengalami peningkatan bilangan oksidasi, dan elektron tampak pada sebelah kanan persamaan setengah-reaksi. Dalam setengah reaksi reduksi, bilangan oksidasi dari atom-atom tertentu menurun, dan elektron pada sebelah kiri dari persamaan reaksi. Dalam suatu persamaan oksidasi reduksi keselurahan, jumlah elektron yang sama harus tampak dalam masing-masing persamaan setengah reaksi. Ketentuan ini merupakan dasar dari persamaan keseimbangan oksidasi-reduksi (Petrucci, 1985).
C. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1. Alat :
· Tabung Reaksi
· Rak tabung
· Pipet tetes
· Gelas kimia
· Gelas ukur
· Pemanas
· Thermometer
2. Bahan :
· Logam Al
· Logam Fe
· Pb(NO3)2
· Zn(NO3)2
· PbNO3
· H2O2 1 M, 0,1 M
· MnO2 padat
· H2SO4 encer
· H2SO4 pekat
· FeCl3
· KI 0,1 M
· KMnO4 1 M, 0,1 M, 0,01 M
· NaOH 2 M
· NaOH padat
· MnSO4 1 M
· Larutan Kanji 1%
· Aquades
D. PROSEDUR KERJA
1. Beberapa reaksi redoks
a. Logam Aluminium (Al), Tembaga (Cu), dan Besi (Fe)
Logam Al Logam Cu Logam Fe |
Al + Pb(NO3)2 bereaksi Al + Zn(NO3)2 bereaksi Al + NaNO3 tidak bereaksi Cu + Pb(NO3)2 tidak bereaksi Cu + Zn(NO3)2 tidak bereaksi Cu + NaNO3 tidak bereaksi Fe + Pb(NO3)2 bereaksi Fe + Zn(NO3)2 tidak bereaksi Fe + NaNO3 tidak bereaksi |
– Masing-masing di masukkan ke dalam larutan Pb(NO3)2, Zn(NO3)2, dan NaNO3. – Disusun menurut kereaktifannya |
b. Reaksi disproporsionasi
10 tetes H2O2 0,1 M |
– Ditambahkan sedikit MnO2 – Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi |
H2O2 + MnO2 bereaksi |
c. Reaksi H2O2 0,1 M
– Ditambahkan 5 tetes H2SO4 1M – Ditambahkan 10 tetes KI 0,1 M – Ditambahkan 1 tetes kanji – Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi |
5 tetes H2O2 0,1 M
|
|
H2O2 + H2SO4 Bening – kuning
H2O2 + H2SO4 + KI Kuning – kuning pekat H2O2 + H2SO4 + KI + larutan kanji Kuning pekat–biru lembayung
|
d. Reaksi FeCl3 0,1 M + KI 0,1 M dalam suasana asam
|
5 tetes FeCl3 0,1 M
|
– Ditambahkan 10 tetes H2SO4 1 M – Ditambahkan 10 tetes KI 0,1 M – Dipanaskan – Ditambahkan 1 tetes kanji – Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi |
FeCl3 + H2SO4 Kuning – kuning pekat FeCl3 + H2SO4 + KI Kuning pekat – biru lembayung |
2. Mangan (VI)
5 mL KMnO4 0,01 M |
KMnO4 + H2SO4 tidak bereaksi KMnO4 + H2SO4 encer tidak bereaksi KMnO4 + MnO2 padat bereaksi
|
– Dimasukkan kedalam 4 tabung reaksi masing-masing – Didalam tb 1 dimasukkan 5 mL H2SO4 encer, tb 2 dimasukkan 5 mL NaOH encer, tb 3 dimasukkan sedikit MnO2 padat, dan tb IV sebagai control – Dikocok setiap tb – Diamati – Dicatat setiap perubahan yang terjadi
|
3. Mangan (III)
a. Reaksi Larutan Mn(II) + NaOH 2 M
2 mL larutan MnSO4 1M |
– Dimasukkan 2 mL larutan NaOH 2 M – Dicatat perubahan yang terjadi – Dijelaskan |
Mangan (II) + NaOH bereaksi |
b. Reaksi MnSO4 + H2SO4 encer + H2SO4 pekat
1 mL larutan MnSO4 1M |
– Dimasukkan 2 mL larutan H2SO4 encer – Dimasukkan 5 tetes larutan H2SO4 pekat – Didinginkan – Ditambahkan 5 tetes KMnO4 1 M – Diamati perubahan warna – Ditambahkan 25 mL air – Diaduk dan dijelaskan |
– |
2. Mangan (IV)
5 tetes KMnO4 0,1 M |
– Ditambahkan 2 butir NaOH padat – Dicatat perubahan yang terjadi – Dijelaskan |
|
E. HASIL PENGAMATAN
1.Beberapa reaksi redoks
No |
Pereaksi |
Hasil Pengamatan
|
Keterangan
|
1. |
Al + Pb(NO3)2 |
Ada gelembung gas |
Terjadi reaksi. |
2. |
Al + Zn(NO3)2
|
Ada gelembung gas |
Terjadi reaksi |
3.
|
Al + NaNO3 |
Tetap |
Tidak terjadi reaksi
|
4.
|
Cu + Pb(NO3)2 |
Tetap |
Tidak terjadi reaksi
|
5. |
Cu + Zn(NO3)2
|
Tetap |
Tidak terjadi reaksi
|
6. |
Cu + NaNO3
|
Tetap |
Tidak terjadi reaksi
|
7. |
Fe + Pb(NO3)2 |
Larutan keruh |
Terjadi reaksi
|
8. |
Fe + Zn(NO3)2
|
Tetap |
Tidak terjadi reaksi
|
9. |
Fe + NaNO3
|
Tetap |
Tidak terjadi reaksi
|
10.
|
H2O2 + MnO2 |
Ada oksigen dan air |
Terjadi reaksi
|
11.
|
H2O2 + H2SO4
H2O2 + H2SO4 + KI
H2O2 + H2SO4 + KI + larutan kanji |
Bening – kuning
Kuning – kuning pekat
Kuning pekat–biru lembayung |
Terjadi reaksi
Terjadi reaksi
Terjadi reaksi |
12.
|
FeCl3 + H2SO4
FeCl3 + H2SO4 + KI |
Kuning – kuning pekat
Kuning pekat – biru lembayung |
Terjadi reaksi
Terjadi reaksi |
2.Mangan (VI)
No |
Pereaksi
|
Hasil Pengamatan |
Keterangan |
1. |
KMnO4 + H2SO4
|
Tetap |
Terjadi tidak bereaksi |
2. |
KMnO4 + H2SO4 encer
|
Tetap |
Terjadi tidak bereaksi |
3.
|
KMnO4 + MnO2 padat
|
Ungu – hijau |
Terjadi reaksi |
3.Mangan (III)
No |
Pereaksi |
Hasil pengamatan |
Keterangan |
1. |
Mangan (II) + NaOH |
Endapan putih (Adanya mangan (IV)) |
Terjadi reaksi |
2. |
MnSO4 + H2SO4 encer |
Tetap |
Tidak terjadi reaksi |
3. |
MnSO4 + H2SO4 encer + H2SO4 pekat |
Tetap |
Tidak terjadi reaksi |
4. |
MnSO4 + H2SO4 encer + H2SO4 pekat + KMnO4 |
Putih – coklat |
Terjadi reaksi |
4.Mangan (IV)
No |
Pereaksi |
Hasil pengamatan |
Keterangan |
1. |
KMnO4 + NaOH padat |
Ungu – biru lembayung (adanya Mangan (IV)) |
Terjadi reaksi |
Reaksi yang terjadi :
1. Beberapa reaksi redoks
a. Reaksi beberapa logam
– Logam Almunium (Al)
Al (s) Al3+(s) + 3e x 2 oksidasi
Pb2+(s) +2e Pb (s) x 3 reduksi
2Al (s) + 3 Pb2+ (s) 2 Al3+ (s)+ 3 Pb (s)
2Al (s) + 3 Pb(NO3)2 (aq) 2 Al(NO3)2 (aq) + 3 Pb (s)
Al (s) Al3+(s) + 3e x 2 oksidasi
Zn2+(s) +2e Zn (s) x 3 reduksi
2Al (s) + 3 Zn2+ (s) 2 Al3+ (s)+ 3 Zn (s)
2Al (s) + 3 Zn(NO3)2 (aq) 2 Al(NO3)2 (aq) + 3 Zn (s)
Al (s) + NaNO3 (aq)
– Logam Tembaga (Cu)
Cu + Pb(NO3)2 (aq
Cu + Zn(NO3)2 (aq
Cu + NaNO3 (aq)
– Logam Besi (Fe)
Fe (s) Fe l3+(s) + 3e x 2 oksidasi
Pb2+(s) +2e Pb (s) x 3 reduksi
2 Fe (s) + 3 Pb2+ (s) 2 Fe 3+ (s)+ 3 Pb (s)
2 Fe (s) + 3 Pb(NO3)2 (aq) 2 Fe(NO3)2 (aq) + 3 Pb (s)
2 Fe (s) + 3 Zn(NO3)2 (aq)
2 Fe (s) + NaNO3 (aq)
b. Reaksi disproporsionasi
H2O2 O2 + 2H+ + 2e oksidasi
H2O2 + 2H+ + 2e 2H2O reduksi
2H2O2 O2 + 2H2O
2H2O2 MnO2 O2 + 2H2O
c. H2O2 + 2H+ + 2e 2H2O reduksi
2I– I2 + 2e oksidasi
H2O2 + 2I– + 2H+ 2H2O + I2
H2O2 + 2KI– + H2SO4 2H2O2 + I2 + K2SO4
d. Fe3+ + e Fe2+ (Reduksi)
2 I– I2 + 2 e (Oksidasi)
2Fe3+ + 2 I– 2Fe3+ + I2
2 FeCl3 2 KI + 2 KI asam 2 FeCl2 + I2 + 2 KCl
2. Mangan (VI)
MnO4– + 4 H+ + 3 e MnO2 + 2 H2O
4MnO4– + 4 OH– MnO4– + O2 + 2 H2O
MnO4– + MnO2
MnO2 + 4 H+ + 2e Mn+2 + 2 H2O
MnO2 + 4 OH– + O2 2MnO42- + 2 H2O
3. Mangan (III)
Mn+2 + 4 OH– + O2 MnO42- + 2 H2O
3Mn+2 + 2MnO4– + 2 H2O 5MnO2 + 4 H+
4 Mangan (IV)
KMnO4 + NaOH padat
MnO4– + 2 H2O + 3 e MnO2(s) + 4 OH–
F. PEMBAHASAN
Reaksi yang disertai dengan pertukaran elektron disebut reaksi oksidasi reduksi atau lebih pendek disebut reaksi redoks. Redoks sering dihubungkan dengan terjadinya perubahan warna lebih sering dari pada yang diamati dalam reaksi asam-basa. Reaksi redoks melibatkan pertukaran elektron dan selalu terjadi perubahan bilangan oksidasi dari dua atau lebih unsur dari reaksi kimia. . Bilangan oksidasi didefinisikan sebagai muatan yang dimiliki suatu atom jika seandainya elektron diberikan kepada atom yang lain yang keelektronegatifannya lebih besar. Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatka hilangnya satu elektron atau lebih dari dalam zat (atom, ion atau molekul). Bila suatu unsur dioksidasi, keadaan oksidasinya berubah ke harga yang lebih positif. Suatu zat pengoksidasi adalah yang memperoleh elektron, dan dalam proses itu zat itu direduksi. Sedangkan reduksi sebaliknya adalah suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya satu elektron atau lebih zat (atom, ion atau molekul). Bila suatu unsur direduksi, keadaan oksidasi berubah menjadi lebih negatif (kurang positif). Jadi, suatu zat pereduksi adalah zat yang kehilangan elektron, dalam proses itu zat ini dioksidasi.
Pada percobaan ini, dipelajari beberapa reksi redoks, yakni reaksi dari beberapa logam. Pada pengamatan yang pertama pencampuran antara larutan Pb(NO3)2 dengan logam Al terjadi reaksi dengan terbentuknya endapan logam Pb yang berwarna coklat dimana yang tereduksi adalah Pb dan yang teroksidasi adalah Logam Al. Selanjutanya pencampuran antara larutan Zn(NO3)2 dengan logam Al terjadi reaksi dengan terbentuknya endapan logam Zn, yang tereduksi adalah Zn dan yang teroksidasi adalah logam Al. Serta reaksi antara pencampuran larutan Pb(NO3)2 dengan logam Fe terjadi reaksi dengan terbentuknya endapan logam Pb yang berwarna coklat yang bertibdak sebagai oksidator adalah Zn dan yang bertindak sebagai reduktor adalah logam Fe. Namun pada pengamatan kali ini, ada beberapa pencampuran yang tidak menghasilkan reaksi redoks yakni reaksi antara NaNO3 dengan logam Al dan logam Fe serta pencampuran antara Zn(NO3)2 dengan logam Fe. Hal ini disebabkan karena sifat dari beberapa logam pada deret volta. Semakin ke kanan maka logam tersebut makin mudah tereduksi, semakin ke kiri logam tersebut semakin sulit untuk tereduksi dengan kata lain lebih mudah untuk melakukan oksidasi. Serta suatu logam hanya dapat mereduksi logam yang terdapat di sebelah kanannya dalam deret volta hal ini dilihat dari potensial oksidasi dan reduksinya.
Pada pengamatan yang kedua, dipelajari reaksi disproporsionasi,yakni reaksi dimana zat yang bereksi mengalami oksidasi sekaligus reduksi dalam hal ini H2O2. Meskipun sering dikutip sebagai zat pengoksidasi kuat, hidrogen peroksida dapat bertindak baik sebagai zat pengoksidasi maupun zat reduksi. Kerja oksidasinya pada proses dua-elektron, yang mengakibatkan terbentuknya air (H2O). Sebagai pereduksi, hidrogen peroksida melepaskan 2 elektron dan terbentuk gas oksigen (O2). Peranannya dalam reaksi redoks bergantung pada kuat pengoksid ataupun pereduksi dari pasangan reaksinya, dan juga pH larutan. Pada reaksi berikutnya yakni reaksi antara KI dan FeCl3. ion iodida mereduksi sejumlah zat, sementara ion ini sendiri dioksidasi menjadi iod (I2). Bilangan oksidasi iod berubah dari –1 menjadi 0. dalam hal ini yang tereduksi adalah Fe3+ menjadi Fe2+, besi mengalami perubahan bilangan oksidasi dari +3 menjadi +2.
Pada pengamatan selanjutnya, yakni mempelajari beberapa bilangan oksidasi dari mangan (Mn). Ada enam bilangan oksidasi dari Mangan, MnO, Mn2O3, MnO2, Mn2O7, dan Mn3O4. Lima dari oksidasi ini, mempunyai keadaan oksidasi masing-masing +2, +3, +4, +6, dan +7. sedang yang terakhir, Mn3O4, merupakan mangan (II)-mangan (III) oksida, (MnO.Mn2O3). Dalam pengamatan kali ini, yang dipelajari adalah mangan (III), mangan (IV) dan mangan (VI). Untuk mempelajari bilangan oksidasi dari mangan (IV) digunakan larutan KMnO4 dengan penambahan beberapa pereaksi, yang pertama penambahan H2SO4 encer, tidak terbentuk mangan (IV), tetapi terbentuk Mn2+, ion permanganat direduksi menurut proses lima elektron, bilangan oksidasi mangan berubah dari +7 menjadi +2. Dengan penambahan NaOH pekat, permanganat dapat tereduksi menjadi menjadi manganat (MnO42-) dalam suatu proses satu elektron. Bilangan oksidasi mangan dalam manganat adalah +6. Ion MnO42- menunjukkan suatu warna hijau khas. Selanjutnya untuk mempelajari reaksi redoks dari mangan (III) digunakan larutan Mn(II) yang ditambahkan dengan NaOH dan H2SO4 encer serta penambahan H2SO4 pekat..Untuk mempelajari reaksi redoks mangan (IV) digunakan larutan KMnO4 dengan penambahan NaOH padat.
G. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa dalam reaksi redoks akan terjadi oksidasi dan reduksi dan pertukaran elektron dari zat-zat yang bereaksi. Reaksi yang melibatkan hanya satu zat dimana zat tersebut (H2O2) akan mengalami oksidasi serta reduksi disebut reaksi disproporsionasi. Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatka hilangnya satu elektron atau lebih dari dalam zat (atom, ion atau molekul). Bila suatu unsur dioksidasi, keadaan oksidasinya berubah ke harga yang lebih positif. Suatu zat pengoksidasi adalah yang memperoleh elektron, dan dalam proses itu zat itu direduksi. Sedangkan reduksi sebaliknya adalah suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya satu elektron atau lebih zat (atom, ion atau molekul). Bila suatu unsur direduksi, keadaan oksidasi berubah menjadi lebih negatif (kurang positif). Jadi, suatu zat pereduksi adalah zat yang kehilangan elektron, dalam proses itu zat ini dioksidasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Univeritas Haluoleo. Kendari.
Dogra.1998. Kimia Fisiska. Universitas Indonesia. Jakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Reaksi_kimia. Diakses tanggal 5 Desember 2007.
Petrucci, Ralph H. 1985. Kimia Dasar Prinsip Terapan Modern Jilid 1 Edisi Keempat. Erlangga. Jakarta.
Rivai. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta.
Shevla G. 1979. Vogel I Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimikro Bagian I. PT Kalman Media Pusaka. Jakarta.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 3. jilid II. ITB. Bandung.
.
Posted on Desember 6, 2008, in Uncategorized. Bookmark the permalink. 2 Komentar.
boz… thanks bnget… q lagi praktikum kimdas 2… thanks… q copy ya
asalamualaikum……….keren banget sich lap praktikumnya. makasih ya….ngebantu banget coz sekarang aku lagi praktikum tentang redoks.